DOKTOR ILMU HUKUM

WELLCOME TO CAFEL



MENCERDASKAN GENERASI

MENCERAHKAN ELEMEN BANGSA

MEMBUKA JENDELA DUNIA







Monday, July 04, 2011

KANDIDAT PRESIDEN DAN DUA PEREMPUAN

Angka 2014 merupakan tahun penting dan harapan bagi rakyat Nusantara. Tahun itu, untuk sekian kali rakyat menorehkan harapan untuk sebuah perubahan dan perbaikan. Titik sinar yang menjadi tumpuan adalah Pemilihan Presiden.
Kalau tidak ada tsunami politik, dipastikan SBY yang sekarang menjadi Presiden tidak memiliki hak untuk mencalonkan diri karena dibatasi konstitusi.
Entah kenapa, rakyat terlalu berharap besar terjadi perubahan pada saat penggantian presiden. Memang tidak bisa dipungkiri, perubahan datang dari orang yang berbeda. Seorang yang sedang menjabat tidak bisa diharapkan melakukan perubahan hanya melanjutkan.
Bisa tidaknya perubahan ditumpukan pada pemilihan presiden tergantung siapa calon presiden.
Mari sejenak kita buat daftar calon presiden yang mungkin naik podium.
  1. Ani Yudhoyono
  2. Aburizal Bakrie
  3. Boediono
  4. Hatta Rajasa
  5. Djoko Suyanto
  6. Prabowo
  7. Pramono
  8. Sultan Hamengkubuwono
  9. Surya Paloh
  10. Wiranto
Tokoh-tokoh tersebut mewakili incumbent, partai, dan tokoh masyarakat.
Sesuai aturan main yang ditetapkan undang-undang, calon hanya bisa maju kalau didukung 25 % suara partai baik tunggal maupun koalisi.
Konsekuensi dari electoral threshol tersebut, maka calon yang dimungkinkan diajukan partai adalah maksimal 4 (itupun kalau ada keajaiban suara bisa dibagi 4 rata).
Yang paling mungkin adalah 3 calon.
Dari daftar tersebut yang paling mungkin adalah :
  1. Aburizal Bakrie dari Partai besar
  2. Prabowo tokoh masyarakat
  3. Pramono, black horse
Sultan Hamengkubuwono agak sulit maju karena masih dibawah bayang-bayang Partai Golkar dan Partai Nasional Demokrat. Kalau mengandalkan Nasdem, tentu harus melewati pendiri Nasional Demokrat dulu yaitu Surya Paloh.
Surya Paloh masih ragu-ragu mendeklarasikan Nasional Demokrat sebagai Partai. Selain itu, sebagai kader Golkar, tentu Surya Paloh masih kalah dibandingkan dengan Aburizal.

Boediono, Ani, Hatta Rajasa, Djoko Suyanto, Pramono nantinya pasti tergantung pada Demokrat.
Tentu saja melihat posisi Demokrat saat ini, Ani dan Pramono diuntungkan karena masih trah dari sejarah dan Ketua Dewan Pembina Demokrat yang sekarang masih menjabat Presiden.
Kalau membandingkan Ani dan Pramono, tentu saja Ani sebagai trah Sarwo Edi, akan memberikan kesempatan kepada itonya untuk maju demi memberikan apresiasi kepada almarhum ayahandanya yang telah berjasa menyelamatkan negara ini dari ulah Untung Cs. Namun sampai akhir hayatnya, Sarwo belum mendapat penghargaan yang layak.
kalau ayahnya belum diberikan kesempatan, maka harapan itu saat ini muncul lewat anak, Pramono.
Untuk menjamin langkah Pramono, yang bersangkutan sangat tergantung pada dua perempuan, yaitu Ani sebagai mbakyu dan Mega sebagai Komandan.
Untuk mbakyu, sudah jelas karena hubungan sedarah.
Untuk Komandan, ketika Mega sebagai Presiden, Pramono dipercaya sebagai ajudan Presiden. Sekarang ini, sang Komandan menjadi penentu dalam Partai PDIP yang menjadi oposisi terhadap Pemerintah (Demokrat).
Apabila Pramono mampu dan lolos mendapatkan kepercayaan Komandan, tentu langkahnya menuju kursi RI 1 tidak terlalu panas.
Komandan sendiri saat ini masih memerlukan waktu untuk menunjuk kadernya menjadi kontestan. Kalau melihat sejarah, di luar Pramono, hanya Prabowo dari 10 daftar tersebut yang mungkin ditunjuk Komandan.
Kalaupun Komandan menunjuk Prabowo, kuda hitam masih punya dukungan dari mbakyu, yang menurut perhitungan masih unggul.
Pramono penting berjuang untuk mendapatkan hati Komandan karena selain untuk sukses ke kursi RI 1, hal tersebut sangat memuluskan perjalanan eksekutif nantinya.
Keberhasilan Pramono terhadap Komandan akan menorehkan sejarah baru dalam panggun politik, dimana kubu Demokrat dan PDIP dapat bergandengan tangan yang selama ini merupakan barang langka.
Kuda hitam masih memerlukan langkah yang mau tidak mau harus lepas dari jeratan ranjau. Sebagai KSAD baru, masih banyak ranjau yang melintang karena sebagai prajurit, sejogjanya dia harus menduduki jabatan prestisius Panglima TNI untuk layak sebagai calon RI 1.
Tentu hal ini masih bisa diraih karena Panglima sekarang dari Laut, akan lengser tahun 2011 ini. Tentu penggantinya dari Udara yang mungkin menjabat sampai 2012 atau awal 2013. Selanjutnya kuda hitam akan masuk sebagai Panglima dari Darat. Hal ini tentu sangat memerlukan dukungan mbakyu yang masih berkuasa sampai 2014.
Berhasilkah, kuda hitam menapakkan langkah tanpa terinjak ranjau??

No comments:

Post a Comment