DOKTOR ILMU HUKUM

WELLCOME TO CAFEL



MENCERDASKAN GENERASI

MENCERAHKAN ELEMEN BANGSA

MEMBUKA JENDELA DUNIA







Monday, September 07, 2009

KEJUJURAN

Manusia berusaha untuk memperkenalkan dirinya sebagai orang jujur. Cara yang paling sering dilakukan adalah dengan membeberkan fakta dan data. Diharapkan timbul opini yang positif dari masyarakat setelah membaca fakta dan data tersebut.
Namun pembuktian diri dengan cara alibi belum cukup. Kuantifikasi proses pembuktian tersebut relatif menyesatkan karena seolah-olah hidup manusia ditentukan oleh angka-angka. Paradok dari kegiatan pembuktian adalah mudahnya mengatur angka-angka sesuai pesanan.
Pembuktian tersebut hanya bisa dilakukan untuk membuktikan kejujuran seseorang kepada orang lain.

Oleh karena itu, ada dua lagi cara untuk mengukur kejujuran seseorang yakni persidangan kepada Tuhan dan evaluasi kepada diri sendiri.
Proses kedua dan ketiga hampir sama, yaitu seseorang mau mengakui dirinya di hadapan Tuhannya dan dihadapan dirinya sendiri. Pengakuan ini dapat dilakukan bersamaan kepada Tuhan dan diri sendiri, atau dapat juga dipisahkan.
Pengukuran dengan pengakuan diri yang juga sering disebut dengan refleksi diri dianggap lebih valid dari cara pertama.
Untuk mengukur kejujuran seseorang harus meliputi 3 indikator utama yaitu jujur kepada Tuhaan, jujur kepada diri sendiri, jujur kepada orang lain.
Proses yang dilakukan sangat menentukan hasil atau kesimpulan dari tingkat kejujuran seseorang.
Apakah Anda sudah jujur total?