DOKTOR ILMU HUKUM

WELLCOME TO CAFEL



MENCERDASKAN GENERASI

MENCERAHKAN ELEMEN BANGSA

MEMBUKA JENDELA DUNIA







Thursday, November 25, 2010

PENUMPANG YANG TERHORMAT

Boeing 737 900ER
Lionair kembali menjadi sayapku untuk tugas kecil di Medan. Untuk kesekian kali aku memilih Lion. Boeing 737 900ER yang menjadi kebanggaan maskapai ini bukan isapan jempol. Kabin yang ditawarkan cukup menyaingi armada milik perusahaan negara. Pertama kali aku menikmati Boeing 737 900ER ini tahun 2008, perjalanan ke Medan.

Dalam perjalanan kali ini aku tersentak atas sebuah drama yang terjadi dalam kabin.
Betul-betul menggelisahkan.
Bayangkan saja, selepas pesawat mendarat mulus di Bandara Soekarno Hata (Suta), tidak lama berselang dua orang ibu setengah baya berdiri dan membuka kabin lalu mengambil tasnya. Seorang ibu di sebelah kiri saya langsung mengaktifkan telepon. Seorang pria yang tampangnya cukup berwibawa berdiri dari kursinya persis di belakang saya dan maju tiga baris ke depan. Bapak inipun mau mengambil tasnya.
Melihat adegan yang demikian, spontan pramugari berlarian ke arah mereka sambil meminta agar mereka tetap duduk dan menonaktifkan ponsel. Pramugari menjelaskan bahwa posisi pesawat masih jauh dari terminal.

Pemandangan tersebut di atas semakin lazin saya saksikan. Khususnya jika menggunakan maskapai non pemerintah. Penyebabnya apa, aku belum tahu persis,namun beberapa dugaan muncul dalam benak.
Pertama, sejakan 2008 sampai sekarang, maskapai kurang melakukan edukasi kepada pelanggannya (penumpang). Saya katakan kurang, karena sudah ada upaya yang dibuat antara lain pengumuman pada saat akan berangkat (take off), tulisan kecil di jok dengan mengutip perundangan yang melarang penggunaan ponsel selama dalam pesawat.
Tanpa adanya suatu upaya ekstra maka peringatan tersebut akan diabaikan. Peringatan yang sudah mengandung sanksi dan dendan bagi kebanyakan masyarakat dianggap angin lalu saja. Apalagi peringatan tersebut sulit diterapkan. Mana mungkin di tengah persaingan saat ini ada masakapai yang melakukan sanksi terhadap pelanggannya. Bisa kabur itu pelanggan.
Kedua, para kru terkesan enggan menegur penumpang yang masing berhalo-halo ketika masuk pesawat.

Alternatif lain yang perlu dicoba adalah edukasi bukan juridikasi. Edukasi praktis adalah memberikan informasi kepada pelanggan selama dalam pesawat hal-hal yang merugikan penumpang jika melakukan aksi terutama mengaktifkan ponsel.
Pinjamkan replika ponsel sebagai ganti pemanis (sweetener) yang berisi info kerugian ponsel di pesawat.
Jelaskan dan berikan contoh nyata akibat dari kecerobohan kecil yang membahayakan isi pesawat.
Tentu saja pada saat mengeluarkan informasi tersebut, selalu diselingi dengan senjata ampuh para pramugari, senyum maut.

Apabila edukasi ini ditunda bahkan diabaikan, suatu saat bukan maskapai saja, tetapi penumpang yang sudah memahami resiko dan mematuhi aturan main dalam pesawat seperti saya akan tiba pada kerugian.
Kalau hal ini kejadian, jangan kita lagi berkata aduh betapa beratnya musibah ini. Ini bukan musibah tapi kerugian yang kita tunggu-tunggu.

Semoga maskapai di nusantara semakin berjaya.

Jakarta, 25 Nopember 2010

EDUKASI PELANGGAN PESAWAT

Lionair kembali menjadi kudaku untuk tugas kecil di Medan. Untuk kesekian kali aku memilih Lion. Boeing 737 900ER yang menjadi kebanggaan maskapai ini bukan isapan jempol. Kabin yang ditawarkan cukup menyaingi armada milik perusahaan negara.
Pertama kali aku menikmati Boeing 737 900ER ini tahun 2008, perjalan ke Medan.

Dalam perjalanan kali ini aku tersentak atas sebuah drama yang terjadi dalam kabin.
Betul-betul menggelisahkan.
Bayangkan saja, selepas pesawat mendarat mulus di Bandara Soekarno Hata (Suta), tidak lama berselang dua orang ibu setengah baya berdiri dan membuka kabin lalu mengambil tasnya. Seorang ibu di sebelah kiri saya langsung mengaktifkan telepon. Seorang pria yang tampangnya cukup berwibawa berdiri dari kursinya persis di belakang saya dan maju tiga baris ke depan. Bapak inipun mau mengambil tasnya.
Melihat adegan yang demikian, spontan pramugari berlarian ke arah mereka sambil meminta agar mereka tetap duduk dan menonaktifkan ponsel. Pramugari menjelaskan bahwa posisi pesawat masih jauh dari terminal.

Pemandangan tersebut di atas semakin lazin saya saksikan. Khususnya jika menggunakan maskapai non pemerintah. Penyebabnya apa, aku belum tahu persis,namun beberapa dugaan muncul dalam benak.
Pertama, sejakan 2008 sampai sekarang, maskapai kurang melakukan edukasi kepada pelanggannya (penumpang). Saya katakan kurang, karena sudah ada upaya yang dibuat antara lain pengumuman pada saat akan berangkat (take off), tulisan kecil di jok dengan mengutip perundangan yang melarang penggunaan ponsel selama dalam pesawat.
Tanpa adanya suatu upaya ekstra maka peringatan tersebut akan diabaikan. Peringatan yang sudah mengandung sanksi dan dendan bagi kebanyakan masyarakat dianggap angin lalu saja. Apalagi peringatan tersebut sulit diterapkan. Mana mungkin di tengah persaingan saat ini ada masakapai yang melakukan sanksi terhadap pelanggannya. Bisa kabur itu pelanggan.
Kedua, para kru terkesan enggan menegur penumpang yang masing berhalo-halo ketika masuk pesawat.

Alternatif lain yang perlu dicoba adalah edukasi bukan juridikasi. Edukasi praktis adalah memberikan informasi kepada pelanggan selama dalam pesawat hal-hal yang merugikan penumpang jika melakukan aksi terutama mengaktifkan ponsel.
Pinjamkan replika ponsel sebagai ganti pemanis (sweetener) yang berisi info kerugian ponsel di pesawat.
Jelaskan dan berikan contoh nyata akibat dari kecerobohan kecil yang membahayakan isi pesawat.
Tentu saja pada saat mengeluarkan informasi tersebut, selalu diselingi dengan senjata ampuh para pramugari, senyum maut.

Apabila edukasi ini ditunda bahkan diabaikan, suatu saat bukan maskapai saja, tetapi penumpang yang sudah memahami resiko dan mematuhi aturan main dalam pesawat seperti saya akan tiba pada kerugian.
Kalau hal ini kejadian, jangan kita lagi berkata aduh betapa beratnya musibah ini. Ini bukan musibah tapi kerugian yang kita tunggu-tunggu.

Semoga maskapai di nusantara semakin berjaya.

Jakarta, 25 Nopember 2010

Monday, November 22, 2010

PATUTKAH????

Perilaku Gayus yang katanya korup itu sebetulnya tidak milik pribadi Gayus semata. Hampir semua orang di negeri ini perilakunya tidak beda. Orang tidak berbuat seperti Gayus hanya karena kesempatan yang berbeda.
Mau bukti...?
Tidak sulit mencari buktinya. Lihat saja setiap akhir pekan. Jumlah manusia di pusat belanja di kota besar tidak pernah surut. Mereka ke sana pasti bawa uang baik uang asli maupun uang plastik. Sudah menjadi buah bibir, jangan sampai ada barang baru di toko, pasti masyarakat kita langsung berduyun-duyun bak demonstran untuk menjadi pembeli perdana.

Bukti lain, mari kita pergi ke acara pesta. Biasanya dilakukan di sekitar Gatot Subroto untuk kawasan Jakarta.
Kalau anda menjadi relawan tukang parkir, anda pasti terkagum. Bayangkan, seorang pegawai negeri membuat hajatan di Balai Sudirman.
Pertanyaan pertama, dari mana dia bisa mengongkosi perhelatan yang memakan uang ratus juta itu? Okelah, mungkin sudah diperhitungkan hasil arisan dan uang pengganti kado dari para undangan. Jadi tidak perlu nombok.
Tetapi, manakala sebagai tukang parkir anda mengamati, bahwa tamu yang hadir mayoritas datang dengan mobil mewah. Darimana uangnya untuk mobil mewah tersebut. Kalau dijelaskan dari tabungannya, berapa lama dia menabung? Apakah selama ini dia tidak mengeluarkan uang untuk makan, pendidikan anak? Belum lagi dia sudah punya rumah yang cukup besar?
Kalau bersih dari penghasilan gaji pengawai negeri, seorang rekan yang akuntan di salah satu instansi pemerintah menjelaksan bahwa untuk seorang pegawai golongan III c, hanya bisa hidup di Bogor dengan rumah tipe 45.
Nah, darimana mobil dan aksesoris lainnya?

GAYUS TAMBUNAN DAN VINCENT

Pemberitaan dan diskusi tentang korupsi Indonesia semakin menular ke elemen masyarakat yang paling tidak ada kaitannya dengan pemberantasan korupsi. Beberapa pejabat negara yang dituduh melakukan tindakan pidana korupsi kurang mendapat perhatian. Entah karena sudah ditangani pejabat yang berwenang, atau karena mereka memiliki perasaan yang sudah hambar, biasanya itu di negara ini.

Penyebaran berita yang paling menarik dari Gayus disinyalir bukan uangnya yang ratusan miliar semata, tetapi lebih dikarenakan pemberitaan Gayus ada di Bali. Pemberitaan ini menarik hampir seluruh elemen masyarakat manakala status Gayus saat itu adalah tahanan terkait kasus makelar kasus. Semua kaget, melihat wajah yang mirip Gayus sedang asyik masyik menikmati pertandingan tennis internasional di pulau dewata itu.
Lebih menggemparkan lagi, muncul polemik mengenai orang yang mirip Gayus itu. Beberapa pihak termasuk pemilih wajah asli sempat menyangkal bahwa yang menonton itu Gayus. Tekanan mulai terasa terutama kepada seorang wartawan yang mengabadikan momen itu.
Penulis berada pada pihak yang meyakini foto itu tidak asing dari aslinya. Keyakinan ini menjadi kuat ketika mengamati mata. Penulis pernah berkata kepada orang terdekat bahwa kita tidak bisa ditipu lagi, karena masyarakat sudah pernah diajari mengenal wajah lewat acara "sekilas wajah" bagian dari Berpacu Dalam Melodi bung Koes Hendratmo.
Syukurlah, pekan ketiga Nopember, Gayus asli mengaku bahwa foto itu memang dirinya sendiri. Pengakuan ini otomatis menutup celah pihak yang mencoba untuk merekayasa pemberitaan.

Kasus Gayus ini sendiri tidak lebih besar dari kasus pajak yang ditiupkan Vincent, seorang mantan pejabat di perusahaan swasta. Dari kacamata korupsi, kasus Vincent jauh lebih besar karena sudah menggunakan angka triliun. Namun, sorotan publik relatif sepi.
Dari perkara tersebut, penulis hampir yakin bahwa pokok persoalan bukanlah besarnya kerugian negara. Hal ini juga diperkuat perdebatan mengenai makna kerugian negara itu sendiri.
Persoalan yang disoroti adalah perilaku seorang tersangka dari sebuah kasus. Gayus dan Vincent sama-sama tersangka yang terkait dengan pajak, namun perilaku Gayus menunjukkan masih di atas angin alias arogan, sementar Vincent bertapa di balik pilar-pilar besi.

Tetapi apabila kita renungkan, Gayus dan Vincent bukanlah orang-orang yang aneh. Perilaku menyimpang dari rel yang digariskan sudah menjadi kebiasaan dalam masyarakat. Kebanyakan orang akan lebih memilih menggunakan kuasa uang dibandingkan dengan kerja keras untuk mencapai keinginannya.
Mereka yang tidak punya uang yang cenderung menyuarakan agar berjalan dalam rel-rel jujur, adil, berjuang untuk mencapai tujuan. Sementara yang punya uang, akan berkata untuk apa bersusah-susah, berikan uang saja masalahnya selesai.
Pendewaan uang menjadi solusi inilah barangkali yang perlu dikikis dan dicabut dari elemen masyarakat secara komprehensif. Mulai dari dunia pendidikan, sosial, pekerjaan dan jabatan. Apabila masyarakat mengakar pada kerja keras dan kejujuran, dipastikan bahwa korupsi akan menipis. Kalau tidak, Vincent, Gayus dalam bentuk dan cara serta tampilan yang berbeda akan selalu muncul dan gentayangan.

Monday, April 05, 2010

DISIPLIN SINGAPORE NEPOTISME JAKARTA


Singapura sebuah negara yang kecil. Sumber daya alamnya hampir bisa dikatakan tidak ada dibandingkan dengan tetangganya Indonesia, Malaysia, Thailand. Meskipun miskin sumber daya alam tapi Singapura jauh lebih kaya dibanding negara sahabatnya tersebut. Banyak pertanyaan sudah dijawab baik melalui seminar internasional maupun regional berkenaan dengan keajaiban Singapura. Sebanyak jawaban diberikan tapi lebih banyak lagi muncul pertanyaan. Seolah kurang waktu untuk menerawang kehebatan Singapura.

Akoe sendiri termasuk yang jarang ke Singapura. Padahal dari jarak, relatif terjangkau apalagi dengan adanya fasilitas non fiscal. Kali ini saya berkesempatan melihat tetangga kecil ini. Kunjungan saya sebelum ini sekitar tujuh tahun lalu. Perjalan kali ini memiliki misi khusus yaitu untuk memperkenalkan sebuah negara yang ajaib kepada putera sulungkoe. Akoe berharap keajaiban yang terjadi di negara pulau ini dapat memberikan inspirasi bagi dia untuk memajukan negara Indonesia khususnya ibukota Jakarta.

Setelah tiba di Harborbay – Batam, kami langsung naik kapal cepat. Biaya tiket pulang pergi untuk orang sebesar SGD 54. Setelah 35 menit di dalam Kapal kami tibad di Horbourfront Singapore. Kami tidak mengalami hambatan ketika diperiksa imigrasi Singapura. Akoe meminta Cok memilih moda transportasi dengan memberi informasi apabila naik MRT kita tidak bisa melihat apa-apa. Dia memilih taksi. Tujuan kami Burtley Road. Kami sudah memutuskan bahwa kami akan mengikuti misa Jumat di Burtley Christian Church. Ibadah dipimpin Pendeta Stephen Tong, seorang pendeta Senior dan sangat terkenal di Jakarta.

Semula, akoe menduga gedung besar yang mirip auditorium itu akan lengang karena sedikit orang yang akan ibadah. Dugaan itu muncul karena saat ini libur panjang dan ibadah dibawa dalam bahasa Indonesia. Syukurlah, menjelang ibadah dimulai, hampir seribu kursi telah dipenuhi. Ibadah berjalan lancar, terlebih lagi banyak orang yang mengambil keputusan untuk menjadi Petobat baru.

Hari sudah hampir pukul 19 waktu Jakarta, kami masih menunggu taksi menuju penginapan. Mungkin karena Bartley bukan daerah bisnis, jadi agak lama juga menunggu taksi. Nyaris tigapuluh menit kami baru dapat taksi. Akoe menyebut Fragrance Pearl Hotel ke pengemudi, tapi dia balik bertanya Fragrance yang mana. Geylang sahutkoe. Dia konfirmasi bahwa ada lima Fragrance di Geylang. Show me the address lanjutnya. Akoe menunjukkan selembar peta lokasi hotel. Oke katanya dan kami meluncur.

Dalam perjalanan pengemudi bertanya, bagaimana kalian tiba di Burtley? Akoe jawaba kami hanya menunjukkan alamat kepada pengemudi taksi di Harbourtfront. Oh, katanya sambil mengangguk. Dua puluh menit kemudian kami tiba di Pearl. Istirahat.

Esok pagi, akoe melirik sekitar lewat celah tirai jendela. Gelap. Akoe melirik arloji, 6.00 (Jakarta). Setelah berkemas, kami ke luar untuk mencari sarapan pagi. Pearl tidak memeiliki restoran jadi kami memilih keluar.

Dari makanan yang dipajang di etalase, akoe berkata kepada Cok bahwa daerah ini mungkin sama dengan Mangga Besar di Jakarta. Hampir semua warung menawarkan pig alias pork. Satu blok dari Pearl kami menemukan restoran India Muslim dan Thailand Muslim. Tapi kami memilih masakan Vietnam.

Setelah sarapan, kami berjalan sekitar area Geylang. Cok bertanya mengapa Singapura lebih maju? Dalam obrolan itu, tercetus pernyataan saya yang kemudian saya renungkan. Akoe menyatakan bahwa kunci kemajuan Singapura adalah disiplin. Oh ya, seperti dinyatakan Lee Kuan Yew, komentar Cok. Lalu akoe menlanjutkan, bahwa berbeda dengan Jakarta yang dibangun bukan atas dasar disiplin. Jadi dasarnya apa, Cok kembali bertanya. Sejenak akoe diam lalu menjawab, nepotisme.

Nepotisme yang saya maksud adalah menunjuk orang dalam suatu jabatan dalam pemerintahan dan badan usaha diutamakan berdasarkan relasi atau teman. Parahnya, kebiasaan buruk itu terbawa-bawa sampai sekarang. Lihatlah apa yang dilakukan di Jakarta, lanjutkoe.

Orang bekerja tidak optimal. Karena di kantor terdiri dari teman dan relasi, maka sebagian besar waktu mereka dihabiskan mengobrol. Topik bahasannya pun tidak jauh dari seputar keadaan keluarga di kampung atau keadaan kelompok. Setelah mengobrol,mereka baru sadar setelah direktur nyeletuk, eh udah jam sebelas sambil menunjukkan arloji yang baru dibeli saat kunjungan ke eropa.Meskipun ada kesadaran sudah membuang waktu sebegitu banyak, obrolan mereka masih diteruskan. Kali ini topiknya memilih tempat makan siang. Selanjutnya mereka ngobrol lagi di rumah makan. Topiknya tidak berbeda dengan obrolan kemarin. Bahkan sebagian besar obrolan di rumah makan sudah dilontarkan saat obrolan pagi ini di kantor. Makan siang berlalu, tapi obrolan masih berjalan sampai hampir pukul lima belas. Kembali ke kantor, duduk di meja dan kembali ngobrol di sudut ruangan. Waktu sudah menunjukkan hampir pukul tujuh belas dan mereka bergegas untuk kembali ke rumah. Kebiasaan ngobrol tersebut menyebabkan Jakarta tertinggal jauh dari Thailand, Malaysia apalagi Singapore.

Produktifitas atau kinerja berkembaran dengan konsumsi yang tinggi. Orang malas biasanya doyan makan tapi orang yang bekerja keras mampu mengendalikan hawa nafsu.

Untuk membiayai pola konsumtif orang Jakarta sementara prestasi nyaris kacamata alias nol besar maka mereka melakukan nepotisme yang sangat berbahaya yaitu korupsi. Cok sudah melihat keadaan negara kita yang penuh dengan korupsi kan, lanjutkoe mengarahkan dia untuk kembali fokus pada pembicaraan kami.

Nepotisme itu bisa menghasilkan dua hal yaitu keamanan dibarengi kinerja dan produktifitas kacamata. Survey menunjukkan bahwa hampir semua negara maupun usaha yang dibangun dengan nepotisme jatuh pada produktifitas kacamata bahkan terlalu sering masuk dalam jebakan korupsi.

Jadi untuk membangun suatu pribadi, kelompok atau bangsa harus dengan disiplin. Disiplin wajib dimulai dari diri sendiri.


Fragrance Hotel, Pearl Geylang Singapore 3 april 2010

Untuk generasi muda yang mau mengubah Jakarta dan Indonesia

Kisah Kreasi : UANG KOSTUM TANGKAP ULAR

Sewaktu akoe duduk di bangku SD kelas empat, akoe masuk tim senam pagi indonesia. Pada masa itu, departemen pendidikan baru saja meluncurkan program olah raga pagi bagi semua siswa sekolah di Indonesia yang disebut dengan Senam Pagi Indonesia (SPI).

Menjelang bulan Agustus, semua sekolah yang tediri dari 6 SD di desa saya melakukan persiapan untuk merayakan HUT RI. Setiap sekolah diseleksi dan murid-murid yang memiliki keterampilan, akan dipilih menjadi tim SPI yang akan ditampilkan di Kecamatan.

Saya menjadi salah satu siswa yang dipilih masuk dalam tim SPI. Setiap hari kami harus latihan bersama senam SPI massal bersama dengan siswa dari SD lain. Akoe berasal dari SD No. 2. Latihan dilakukan setiap pkl. 11.00 siang.

Akoe sangat menyukai kegiatan olah raga terlebih lagi kegiatan massal. Alasan utama yang mendorong saya menyukai kegiatan olah raga karena dapat dispensasi tidak belajar. Selain itu, banyak kesempatan berkenalan dengan siswa dari sekolah lainnya. Di atas semua itu, saya berangan-angan akan mendapat hadiah atau pialah dari Kecamatan apabila tim kami dapat mencapai regu terbaik se kecamatan. angan-angan dan kesenangan tersebut membuat saya dan beberapa teman semangat berlatih sehingga dalam waktu yang relatif singkat sudah menguasai SPI tersebut.

Semangat dan kebersamaan ternyata belum cukup menjadi modal untuk menjadi tim pilihan. Ketua regu yang merupakan guru sekolah kami menginformasikan bahwa tidak semua siswa yang latihan diikutsertakan dalam perlombaan senam. Tim akan dibentuk menjadi dua regu, regu inti dan regu cadangan. Regu intilah yang menjadi tim yang tampil dalam pertandingan.

Semua syarat yang ditetapkan dapat saya penuhi, kecuali kostum. Untuk keterampilan saya masuk terbaik, bahkan saya menjadi bagian dari instruktur senam di sekolah kami.

Panitia telah menetapkan bahwa setiap peserta wajib mengenakan kaos berlogo senam pagi indonesia dan sepatu hitam model sepatu pesilat china. Dari perbincangan dengan teman lain, orang tua pada umumnya mempertanyakan syarat kostum itu. Terlebih lagi, kostum itu bukan merupakan seragam harian sekolah. Untuk memenuhi seragam sekolah, putih-putih dan pramuka dengan sepatu karet warna putih orang tua sudah kewalahan menuhinya. Apalagi jika ditambah pakaian senam ini.

Orang tua saya, selain kurang setuju dengan idenya, ketidak setujuannya terlebih karena alasan moneter. Dari mana uang untuk membeli baju dan sepatu itu? Untuk mengganti baju pramuka kakakmu saja Emak masih susah, keluhnya saat saya menyampaikan syarat Panitia SPI. Aku tidak berdebat dengan Emak karena faktanya memang demikian. Akoe sendiri prihatin dengan keadaan kakak yang sudah remaja, tapi pakaian sekolahnya selalu dari 3 generasi sebelumnya. Maklumlah, kami 7 bersauara, dan kakak anak ke 4.

Semakin hari, akoe semakin digelisahkan oleh pakaian yang belum ada. Hanya inilah yang menjadi hambatan bagiku untuk masuk regu inti dan mewujudkan angan-anganku. Penentuan regu inti akan dilakukan 2 minggu sebelum hari H.

Menjelang penentuan regu inti, akoe pulang sekolah lebih awal karena tidak ada latihan. Emak mengajak akoe mencari kayu bakar (biji kelapa sawit yang kering). Selesai makan siang, kami pun berjalan menuju area yang kami perkirakan mendapat kayu bakar. Kami menuju tanaman sawit di pinggir sungai.

Kami menelusuri tiap piringan pohon sawit untuk melihat apakah ada biji sawit yang sudah kering karena terlambat di panen. Perusahaan tidak keberatan jika penduduk mengambil biji sawit kering karena sudah merupakan barang sampah. Meskipun akoe dan emak berbeda arah, tapi jarak kami tidak berjauhan.

Setelah menelusuri beberapa pohon dan keranjang emak sudah hampir separuh, tiba-tiba emak memanggil saya perlahan. Bet, sini lekas, sini sambil menunjuk sesuatu yang dilihatnya. Akoe bergegas ke arah Emak dan menuju pandang pada arah yang ditunjuknya. Emak menunjukkan seekor ular sanca sedang pulas melingkar disemak-semak. Akoe melihat wajah Emak mengisaratkan sebuah pesan bahwa ada jawaban dari masalah yang akoe hadapi. Kami semua sudah tahu bahwa ular seperti itu bernilai. Bagaimana cara menangkapnya? tanya Emak. Lalu Emak menarik kulit batang kelapa, menjalinnya dan membentuk seutas tali seperti laso. Tapi Emak bingung dengan laso di tangannya karena tidak bisa menjerat ular itu. Barangkali karena bisikan dan gerakan kami, si ular bangun dan mulai bergerak. Emak langsung berkata, jangan biarkan lolos, ini berharga buat kita. Akoe mengambil pelepah kelapa dan menakut-nakuti ular agar tidak lari. Emakpun bertindak yang sama. Ular bergerak ke arah batang pohon sawit.

Melihat situasi tersebut, akoe berpikir, harus dilakukan tindakan untuk meringkus binatang tersebut. Secara spontan, akoe berkata kepada Emak, Begini saja, nanti kalau akoe bilang siap, Emak menyediakan karung saja. Maksudmu? konfirmasi Emak. Buka karungnya saat kutangkap dia. Ha, berani kau peranjat Emak? Dari pada tidak ada kesempatan jawabku sambil bersiap-siap menangkap ular.

Mula-mula akoe mau menangkap ekor. Tapi teringat cerita orang tua bahwa lebih bahaya menangkap ekornya, karena bisa digigit nanti. Lalu akoe mengubah strategi. Tiba-tiba, dengan sandal jepit (karet) akoe menginjak kepala ular dengan kaki kiri dan ekornya dengan kaki kanan, sembari tanganku mengikuti. Tangan kiri memegang kepala dan tangan kanan memegang ekor. Selanjutnya aku angkat dan memasukkan ular kedalam karung dan membawa ke rumah.

Emak masih heran seolah tidak percaya bahwa kami telah meringkus ular. Setelah berjarak sepuluh meter, Emak memanggil saya. He, mau kemana kau. Bagaimana dengan kayu bakar kita? Kita pulang saja dulu, kita mau urus ini dulu, Kalau urusan kayu bakar, besok kita teruskan. Kita kan sudah mengumpulkan hampir setengah keranjang, jawabku sambil mempercepat langkah. Emak menyusul akoe di belakang.

Tiba di rumah, abang yang SMA sudah selesai makan. Melihat saya tergesa-gesa, dia bertanya, Dik ada apa, kog kelihatan buru-buru? Aku hanya mengangkat karung dan memberi isyarat uang dengan jari-jari. Abang melihat karung dan terperanjat karena dia tidak percaya akoe dan emak dapat buruan sebesar itu.

Abang lebih heran lagi setelah mengamati ular, tidak terdapat cacat dalam tubuh ular apalagi kulitnya. Bagaimana kalian menangkapnya, kog tidak ada lukanya? Tanya abang ingin tahu. Emak sambil terkikik geli menirukan cara akoe meringkus ular itu. Bah, hebat kali kau, tidak takut? Tanya padaku. Akoe bilang, saat itu yang ada dalam pikiran saya ular ini harus dapat dan dalam waktu sekejab dan spontan cara itu mengalir begitu saja. Akoe tidak takut sedetikpun.

Abang menginformasikan bahwa mungkin harga ular itu di atas harga biasa karena masih hidup dan tanpa cacat. Emak meminta abang untuk menjual ular itu ke kecamatan. Sebelum abang pergi, Emak bertanya kepada saya. Apa yang kau inginkan dibeli abangmu nanti? Akoe meminta kalau boleh dibelikan seragam SPI. Selebihnya terserah emak. Oh, jadi kau masih pingin ikut regu inti ya….seloroh emak.

Selepas magrib, abang pulang dengan membawa beraneka belanjaan. Tentu saja, abang pertama sekali menunjukkan kostum SPI yang sedang trend termasuk sepatunya. Abang juga membeli kebutuhan di dapur dan kain untuk Emak. Melihat bawaan yang demikian, Emak bertanya, darimana uangnya, kog banyak belanjaanmu? Abang dengan senyum menjawab, kan sudah kubilang tadi harganya pasti bagus. Dan betul, lagi rezeki kawan ini agaknya, toke tidak pelit seperti biasanya, jadi akoe dapat harga bagus.

Akoe akhirnya dapat menjadi regu inti SPI. Pada hari H, kami tampil dengan semangat dan mendapat juara II. Acara tidak jadi di Kecamatan, tapi dipindahkan ke Kantor Pusat Perkebunan di Bah Jambi.

Jakarta Maret 2010

Salam berjuang untuk kakak dan kelas alumni dari SD No. 2 Dolok Sinumbah

Wednesday, March 31, 2010

Kisah Kreasi : MENGANGKAT BATA

Pada masa sekolah dasar, uang merupakan barang langka bagi akoe. Temanku sebaya juga mengalami nasib yang sama. Entah apa sebabnya tidak ada diantara kami, pun orang tua yang bisa menjawabnya. Kami hanya menyimpan pertanyaan itu dalam hati saja. Itu juga yang menyebabkan tidak ada pikiran untuk menjawabnya. Akoe masih ingat, sepotong getuk singkong yang kami namai getuk lindri ditambah lumuran kelapa parut seharga lima rupiah. Sepotong lindri sudah cukup untuk menopang rasa lapar dari pagi sampai siang hari. Tapi sedihnya, kami tidak mampu sarapan lindri setiap hari. Seminggu paling bisa 3 kali yaitu hari Senin, Kamis dan Minggu. Hari pertama dan kedua karena hari pekan. Hari ketiga karena hari ibadah, dimana kami selalu mendapat uang jajan untuk pergi ke gereja.

Walaupun akoe mengalami likuiditas yang ketat, aku tetap menikmati hari-hari dengan bermain dan membantu orang tua. Bahkan akoe sendiri memiliki celengan yang dibuat dari kaleng susu yang dipaku di dinding. Isi celengan tidak bisa dibilang banyak karena sumbernya tidak jelas. Sumber celenganku terutama pemberian Amang jika beliau menerima upah bulanan. Setiap menerima gaji bulanan, Amang selalu memberi akoe dan saudara-saudaraku seratus rupiah. Selain itu, sekali-kali akoe dapat uang dari paman yang berkunjung. Pernah juga akoe dapat uang dari seorang guru SMP yang mendapat pertolongan dari keluarga kami.

Tabunganku relatif lebih banyak dibandingkan dengan kakakku perempuan. Saudara-saudaraku menjuluki akoe si pelit, karena nyaris tidak pernah membelanjakan uang bulanan dan uang pemberian keluarga seperti mereka.

Suatu hari, akoe mendapat uang sebesar dua puluh lima rupiah alias setali. Melihat akoe memiliki uang yang relatif banyak, Emak menginterogasi akoe. Emak kuatir kalau akoe melakukan tindak pidana sewaktu pulang sekolah. Untuk menghapus kekuatiran Emak, akoe menceritakan asal uang itu.

Minggu itu kelas 5 dan 3 mendapat giliran masuk siang. Giliran masuk siang ini harus dilakukan karena ruang kelas sekolah kami hanya 3 kelas. Kelas 6 diprioritaskan untuk masuk pagi karena memiliki tantangan yang lebih berat. Kelas 1 dan 2 masuk pagi masing-masing setengah hari. Jadi kelas 3 sampai kelas 5 yang bergantian gilirann setiap seminggu sekali.

Kami sudah memasuki pelajaran kedua atau sekitar pukul 14.00, tiba-tiba hari gelap dan mendung diikuti angin kencang. Waktu itu memang sedang puncak musim hujan. Bagi sekolah kami angin kencang merupakan ancaman karena tiang utama sekolah kami sudah lama retak. Sekolah kami merupakan bangunan tua dengan konstruksi kayu. Sebagian ruangan kami sudah beratap langit. Setiap hujan, kami terganggu belajar karena menghindari air. Lantainya pun banyak yang sudah tidak mengandung semen.

Memperhatikan kondisi sekolah kami, Kepala sekolah telah memberikan arahan, agar setiap kelas yang masuk siang memperhatikan ancaman angin.

Guru kami sekali-kali menatap ke arah tiang utama sembari menjelaskan pelajaran Bahasa Indonesia. Kelihatan bahwa konsentrasi guru terbagi dan kamipun setali tiga uang. Tiba-tiba guru kelas kami mohon waktu dan pergi ke arah kelas tiga. Sebentar kemudian, guru kami datang dan memberikan pengumuman bahwa kelas kami selesai dan semua murid agar pulang. Guru kuatir dengan situasi angin yang semakin kencang.

Meskipun guru belum selesai berbicara, sontak kami berteriak horeee kita pulang. Kami berhamburan keluar dan pulang.

Hujan rintik-rintik tidak menghalangi akoe dan Hendra, Joni dan Biner untuk pulang. Hendra adalah sobat kentalku. Joni adikku dan Binner teman sekelas Joni. Kami tinggal di area yang sama. Kami berjalan sambil memeluk tas untuk menghindari air. Walau hujan tidak lebat namun baju kami basah. Kami tetap berjalan pulang dengan senang sambil menendang air.

Dalam perjalanan itu, kami melihat sebuah truk berhenti di jalan. Kami mengamat amati truk itu. Truk itu jarang kami lihat. Akoe menduga truk itu bukan milik perkebunan dimana orang tua kami bekerja. Setelah mengamati bagian depan, kami coba naik untuk melihat isi truk itu. Truk itu berisi bata. Sementara kami sedang menaiki truk itu, tiba-tiba seorang keluar dari sebuah rumah dan menghampiri kami. Hari masih diliputi hujan rintik.

Tanpa basa basi, pria itu menawarkan kepada kami untuk menurunkan bata-bata itu dari truk. Dia akan memberikan uang bongkar demikian dia menyebut istilahnya. Sejenak kami berunding dan setuju menerima tawaran pria itu. Tanpa pikir panjang kami mulai membongkar bata itu.

Berselang satu jam lebih, bata itu telah pindah dari truk. Wah, hebat kalian puji si pria. Bata-batanya nyaris tidak pecah dan patah. Ini upah kalian sambil melemparkan uang logam lima puluhan dan dua puluh limaan. Kami menghitung jumlahnya seratus lima puluh rupiah. Kami senang dengan uang itu. Lalu kami berunding. Hendra mengusulkan untuk dibelanjakan di warung mie so di sebelah jalan. Akoe mengusulkan dibagi saja tidak usah dijajankan. Setelah berunding sesaat, kami sepakati bahwa seratus rupiah dibagi rata sedangkan lima puluh rupiah digunakan membeli mie so. Usul itu akoe terima karena tidak bisa dipungkiri disebabkan hujan dan kerja berata akoe sendiri sudah lapar.

Joni juga menceritakan enaknya mie so yang kami nikmati. Emak menggeleng-gelengkan kepala setelah kami bercerita. Emak bilang, mengapa kalian mau diberi upah sedikit? Akoe sendiri tidak tahu apakah upah kami sedikit atau banyak. Satu hal yang kami nikmati dalam membongkar bata itu adalah bermain. Kami berempat sedang bermain dalam membongkar bata itu. Kami tidak merasakan tekanan beban. Apalagi karena kami pulang lebih awal dari sekolah.

Emak kemudian bertanya, mau diapakan uang itu? Spontan akoe dan Joni menjawab “celeng”. Uang tabunganku pun bertambah dari hasil membongkar bata.



Jakarta 30 Maret 2010,

Salam perjuangan dan persaudaraan buat alumni SD No. 2 Dolok Sinumbah

Tuesday, March 30, 2010

AKU MINTA ANDA MEMATUHI, TAPI AKU SENDIRI TIDAK TAHU APA YANG HARUS ANDA PATUHI

Suatu hari, akoe berniat untuk membeli valuta asing, Singapura Dollar. Kebutuhan valuta asing ini bukan untuk spekulasi seperti kebanyakan dilakukan orang lain. Mana mungkin untuk spekulasi karena kemampuan beliku saja di bawah seribu dolar. Jujur saja akoe butuh valuta itu untuk kebutuhan perjalanan ke seberang.
Akoe mendengar bahwa valuta asing di jalan Kwitang cukup bagus. Akoe mencari kesempatan untuk kesana tapi tampaknya tidak punya peluang. Kemudian, dari kenalan baru aku mendapat informasi bahwa layanan penukaran uang di bank juga bagus.

Pada suatu kesempatan, akoe pergi ke salah satu bank yang dekat dengan kantor. Kali ini niat semula hanya untuk melakukan pengecekan terhadap transaksi rekeningku di bank itu. Akoe melakukan pengecekan ini hampir setiap tiga bulan, untuk mengetahui darimana uang masuk dan ke mana uang keluar rekening. Akoe bersyukur karena tidak ada transaksi yang gelap seperti yang pernah marak di media massa. Sembari melakukan pengecekan transaksi, akoe bertanya kepada customer service yang sangat ramah dan manis, apakah bank ini memiliki layanan penukaran uang. Si Manis tersebut menginformasikan bahwa mereka memiliki jasa itu dan menurutnya nilai valuta menarik. Dia menawarkan bantuannya, tapi akoe menolak.
Akoe sendiri pergi ke layanan penukaran valuta itu. Di sana akoe antri karena sudah ada dua nasabah yang sedang dilayani. Satu orang berpenampilan pesiar, akoe menduga dari negaranya Zidane. Satu lagi dari kota keturunan Tionghoa. Akoe tertarik memperhatikan si pesiar karena setelah dia menerima rupiah dari kasir, dia menghitung ulang uang tersebut. Hasilnya, dia mengajukan keberatan karena menurut hasil hitungannya uangnya kurang. Keberatan si pesiar diakui oleh kasir. Kemudian sipesiar menghitung ulang. Kali ini dia menghitung resi perkalian. Lagi-lagi dia keberatan karena menurutnya uangnya kurang. Si kasir menghitung lagi dan benar si pesiar dibayar kurang sebesar duapuluh ribu. Sambil menunggu pembayaran, si pesiar menunjukkan gerakan yang tidak jelas maksudnya, tapi salah satu gerakannya adalah menirukan tanggannya seolah pistol dan meletakkannya di dahi. Menurut saya, dia marah atas keteledoran kasir tersebut.
Giliran si orang kota, relatif lancar karena transaksinya bersifat pemindah bukuan. Aku bertanya, mengapa ada pemindah bukuan padahal jelas di situ bahwa layanan itu bukan bank melainkan Penukaran Uang.
Setelah keduanya selesai, kini gilirankoe. Akoe mengutarakan niatku untuk menukar uang asing. Mereka memiliki valuta singapura dan menginformasikan kurs jualnya. Kami setuju.
Sebelum transaksi, saya mengisi formulir layaknya bank dan menandatangani. Bagiku hal ini tidak masalah karena merupakan bukti transaksi. Namun selain itu akoe diminta menanda tangani surat pernyataan. Nah disinilah keanehan terjadi.

Ketika surat pernyataan disampaikan, saya bertanya, ibu di dalam surat ini menjelaskan bahwa saya sudah memahami ketentuan yang dibuat oleh bank sentral tahun 2002. Bolehkah saya tahu tentang apa ketentuan dimaksud? Atau apakah saya boleh membaca ketentuan itu sebelum menandatangani formulir ini?
Kasir tersebut menjawab bahwa dia sendiri tidak tahu ketentuan itu. Mereka juga tidak memiliki ketentuan itu sehingga tidak mungkin menginformasikan kepada nasabah.
Lalu kembali saya konfirmasi, bagaimana saya diminta untuk mengetahui ketentuan ini sementara saya belum membaca? Apakah hal seperti ini yang terjadi dengan kasus Antaboga?
Kami hanya melaksanakan aturan dari perusahaan, jawab si kasir.

Akoe akhirnya menandatangani surat pernyataan itu dengan niat akan membacanya nanti di kantor.
Nah, akoe mencoba mengingat ketentuan yang disebutkan sambil mencari di internet. Ada ketentuan yang terkait dengan valuta asing yang terbit tahun 2002, tapi akoe lagi-lagi heran karena sudah ada ketentuan yang menggantinya.
Mengapa hal demikian bisa terjadi?

Wednesday, March 24, 2010

Kisah Kreasi : TUTUP BOTOL






Tutup botol ialah benda kecil yang sering menjadi sampah. Minuman botol seperti teh, bir tidak asing dengan tutup botol. Entah berapa banyak tutup botol yang berserakan setiap hari.
Bayangkan saja, di desa saya yang tidak memiliki kehidupan malam, juga relatif mudah mencari tutup botol. Apalagi botol kecap.

Aku teringat masa sekolah SMP. Sekolah saya menetapkan bahwa setiap siswa harus memiliki peralatan gambar seperti cat air, kuas dan tempat air. Apabila siswa tidak memiliki salah satu dari peralatan tersebut, tidak disertakan ujian kenaikan kelas.
Peraturan ini dikeluarkan menjelang ujian akhir semester yang notabene ujian yang menentukan kenaikan kelas. Karena relatif baru, saya dan teman sekelas nyaris tidak memperhatikan aturan tersebut. Saya sendiri sedang berjuang untuk bisa naik kelas 3.
Ujian menggambar dijadwal pada akhir pekan.
Saya sendiri sudah lama tidak memiliki peralatan menggambar. Tapi saya tidak terlalu kuatir dengan aturan tersebut karena saya berencana meminjam peralatan kakak kelas seperti semester sebelumnya. Ide itu terbersit sebelum jadwal ujian diterbitkan. Kakak kelas menginformasikan bahwa tidak perlu takut dengan aturan itu, karena itu sifatnya himbauan. Agak lega juga hati kalau betul itu sekedar himbauan. Saya pun lebih fokus mempersiapkan materi ujian pelajaran lainnya.
Pada saat jadwal ujian diterbitkan, jadwal ujian menggambar masih seperti semester sebelumnya di akhir pekan, namun bedanya semester ini kelas 1 sampai kelas 3 ujian menggambar jatuh pada waktu dan hari yang sama.
Aku mulai gelisah karena rencana untuk meminjam peralatan menggambar mustahil dilaksanakan. Untuk membeli peralatan itu juga mustahil karena aku tidak memiliki uang sepeserpun. Meminta kepada orang tua bukan belum waktunya karena upah sebagai karyawan perkebunan kurang dari cukup untuk kebutuhan pokok kami 7 bersaudara. Belum lagi jarak dari desa ke kota kecamatan yang relatif jauh, memerlukan waktu 3jam naik kereta angin.
Mengingat pelajaran matematika muncul di depan, aku lebih prioritaskan untuk belajar matematika dari pada memikirkan peralatan menggambar. Aku takut nilai matematikaku kali ini ketinggalan jauh dari Thomas dan Titis yang merupakan jawara selama ini.
Dua hari menjelang ujian menggambar, aku mulai terpengaruh dengan belum adanya peralatan menggambar. Untungnya, mata pelajaran dua hari terakhir tidak sulit bagiku sehingga kekuatiranku tidak mengganggu untuk bertahan pada nilai di atas delapan.
Ketika istirahat, saya bergabung dengan kelompok kakak kelas yang sedang bersenda gurau mengenai soal-soal ujian yang sudah dihadapi. Diantara mereka ada Bona, Tonnis, Jonggur, Christoni. Dari teman kelas dua ada Johnson, Evraim, Horas.
Dalam obrolan itu, dibahas juga aturan peralatan menggambar. Dalam kelompok itu, hanya saya yang belum punya peralatan gambar. Bona mengusulkan agar aku meminjam kepada "Ratna". Dia tahu bahwa Ratna baru beli peralatan gambar yang baru, sedangkan yang lama masih cukup untuk dipakai.
Ketika akan pulang, aku menunggu kelas Ratna adik kelas saya. Sembari berjalan pulang, aku mengutarakan niatku meminjam peralatan gambarnya. Ratna setuju, dan aku ikut ke rumahnya untuk mengambil peralatan tersebut. Aku cukup gembira karena tidak lagi memikirkan peralatan menggambar.
Ratna memberikan satu kuas dan satu kotak cat air. Lalu aku bertanya, tempat airnya mana? Ratna memberitahu bahwa tempat air yang lama tetap dipakai karena dia hanya memiliki satu.
Sambil pulang aku kembali berfikir, bagaimana memenuhi syarat untuk bisa ikut ujian menggambar besok.
Di tengah perjalanan, kakiku tidak sengaja bersentuhan dengan kaleng yang terpelanting ke depanku. Selangkah aku tidak menggubris benda itu. Seketika aku melihat, aku memungut dan mengamati. Jantungku berdetak lebih keras manakala imajinasiku berbicara lembut, benda ini yang menjadi penolong. Refleks juga otakku mengingat bahwa di belakang rumahku ada banyak benda sejenis yang merupakan mainan adikku Eva. Tutup botol.
Sambil menggenggam tutup botol aku mempercepat langkahku ke rumah.
Setiba di rumah, aku menuju belakang dan melihat kantong kresek berisi puluhan tutup botol masih diam di tempat. Aku meraba-raba sambil menerawang, apa yang aku lakukan dengan tutup botol ini.
Di sebelah kantong itu ada selembar triplek ukuran kertas. Naluriku menggerakkan tangan untuk menyentuk triplek. Intuisi berbicara triplek juga menjadi penolong.
Aku membawa benda-benda itu ke dapur, lalu aku merenung.
Aha, aku dapat ide lagi. Aku ambil gergaji besi dan penggaris serta pensil.
Aku mengukur lebar triplek dan mencoba beberapa tutup limun di atas triplek. Aku mendapat pola menyusun tutup limun melingkar seperti tempat air menggambar. Tapi di tengah lingkaran itu, perlu ada bejana yang lebih besar dari tutup limun sebagai tempat air pembersih kuas.
Di rak piring aku melihat ada mangkuk kecil dari aluminium. Aku minta izin kepada ibu untuk menggunakannya tanpa penjelasan tujuannya.
Aku kembali kepada benda-benda kreasi, dan menempatkan mangkuk di tengah lingkaran tutup limun. Nah, sudah jadi.
Aku mencari sisa lem kayu Ayah. Aku panasi dan aku meneteskan lem secukupnya pada bagian belakang masing-masing wadah. Hup, aku merekatkan tutup limun dan mangkuk pada triplek. Setelah kuamati, aku memotong tepi triplek menjadi bentuk segi enam.
aku puas dan bangga atas hasil kreasiku. Besok aku bisa ikut ujian.

Keesokan hari, aku membawa peralatan menggambar dalam kantong kresek. Aku sedikit malu dengan peralatanku. Selain barang pinjaman, terutama karena ada "benda aneh"
Sebelum masuk ruang ujian, guru pengawas meminta kami baru dan menyiapkan peralatan masing-masing untuk di periksa. Satu persatu kami diperiksa. Aku memiliki barisan terakhir karena malu.
Pada saat giliranku, guru bertanya, Bert, mana alat menggambarmu? Dengan sedikit ragu aku menunjukkan cat air, kuas pinjaman dan tempat air kreasi.
Sang guru kaget sambil melancarkan pujian, oh bagus juga tempat airmu ya. Idemu cukup cemerlang.
Aku masuk dan tidak sungkan lagi mengangkat tempat air menggambar. Untung ada tutup botol.


Jakarta, 24 Maret 2010
Untuk rekans alumni SMP Yaputra Dolok Sinumbah

Thursday, March 11, 2010

TATA IBADAH NATAL 2009

TATA IBADAH NATAL
IKATAN PEGAWAI BANK INDONESIA DAN PERKUMPULAN
PENSIUNAN BANK INDONESIA
Sabtu, 19 Desember 2009


I PERSIAPAN

Pujian (Instrumentalia)

Saat Teduh : – Agustina Marbun Tambunan)
“ Mula Pertama”

II AJAKAN BERIBADAH:

Jemaat Menyanyikan (Jemaat Berdiri)

Hai Berhimpun dan Bersuka RiaTurutlah Semua Ke BetlehemMarilah Pandang Tuhan Bala Sorga Reff :
Sembah dan Puji DiaSembah dan Puji DiaSembah dan Puji Di-aYang Ra–ja Perjanjian Allah Sudah DisampaikanKasihnya Nyata Di DuniaNyanyi Bersorak dan Bersuka Ria

III VOTUM, SALAM dan DOA (oleh Pdt. Elly Soeparno)

Pendeta: Ibadah dan Perayaan Natal ini didasarkan dalam nama ALLAH BAPA,
ALLAH ANAK yaitu YESUS KRISTUS dan ALLAH ROH KUDUS

Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus
Menyertai kamu

Jemaat : Amin

Pendeta: Marilah kita berdoa.

PADUAN SUARA – PIKBI ”God and God Alone”







IV Narasi Natal

Liturgos
Pria:

Tetapi tidak selamanya akan ada kesuraman untuk negeri yang terimpit itu. Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar.


Liturgios
Wanita
Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Dan inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan."

Lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai.

Liturgos
Pria
"Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."

Liturgios
Wanita
Pujilah TUHAN, hai segala bangsa, megahkanlah Dia, hai segala suku bangsa!

Liturgos
Pria/Wanita

TUHAN itu baik kepada semua orang, dan penuh rahmat terhadap segala yang dijadikan-Nya.



Jemaat Menyanyikan “Hai Dunia Gembiralah” (Jemaat Berdiri)

Hai dunia, gembiralah. Dan sambut Rajamu,
Di hatimu terimalah!
Bersama bersyukur, bersama bersyukur,
Bersama-sama bersyukur!

Dialah Raja semesta. Benar dan mulia,
Masyurkanlah, hai dunia,
Besar anug’rahNya, besar anug’rahNya,
Besar, besar anug’rahNya


(Jemaat duduk kembali)


PADUAN SUARA – IPEBI ”Come to the Bethlehem and See”

V. PENYALAAN LILIN (Diiringi musik)

Penyalaan Lilin Oleh :
1. Pendeta : Pdt. Elly Soeparno
2. Pastor : Pastur Paulinus Simbolon
3. Ketua Bidang kerohanian Kristen IPEBI : Ibu Rosalia Suci
4. Mewakili PPBI : Bpk Adrianus Mooy
5. Ketua Panitia Natal IPEBI 2009 : Bpk. Iskandar Simorangkir


Menyanyikan ”Malam Kudus” (Jemaat berdiri)

PS IPEBI
Silent night, holy night. All is calm, all is brightRound you virgin mother and child. Holy Infant so tender and mildSleep in heavenly peace. Sleep in heavenly peace

PS + Jemaat

Rob Saranden, rob Kanggunes Maki syo kakares
Ro padwar ya serf au manseren
Yabe nadi be au manseren
Yaban Kasumas, Yaban Kasumasa

Jemaat

Malam kudus, sunyi senyap. Kurnia dan berkat
Tercermin bagi kami terus. Di wajah-Mu, ya Anak kudus,
Cinta kasih kekal, cinta kasih kekal.

(Jemaat duduk kembali)


VI. PELAYANAN FIRMAN TUHAN (oleh Pastur Paulinus Simbolon) (Jemaat duduk)

Persiapan Hati (Solo: “ Lords Prayer“ Agustina Marbun - Tambunan)

Doa
Pembacaan Alkitab
K h o t b a h


PADUAN SUARA ST PETER : “O Holy Night”

VII. PERSEMBAHAN SYUKUR
Bawalah persembahanmu nanti, ke altar yang suciSemoga Allah Bapa berkenan, mengambil tanda cintamuBawalah hati indah berseri, ke altar yang suciSemoga Allah Bapa berkenan, mengambil bunga hatimu
Lenyaplah kesan hampa gulana, semarak kini medan berbaktiBerhiaskan niat warna-warni, Bagaikan kembang mekar berseri
Bawalah senandung pasrah diri, ke altar yang suciSemoga Allah Bapa berkenan, mengambil bakti dirimu

VIII. DOA PERSEMBAHAN/SYAFAAT/BERKAT (oleh Pdt. Elly Soeparno) (Jemaat berdiri)

Doa Persembahan, Doa Syafaat
Berkat
Pendeta
Pulanglah dengan Damai Sejahtera, dan terimalah berkat dari Tuhan:
Allah sumber segala kasih karunia, yang telah memanggil Saudara dalam Kristus
kepada kemuliaanNya yang kekal, akan melengkapi, meneguhkan, menguatkan, dan
mengokohkan Saudara sekalian. Dialah yang empunya kuasa sampai selama-lamanya.

Jemaat : Amin.

Perayaan

1. Pujian Solo oleh Sari Simorangkir
2. Pujian PS IPEBI ("Season of the Heart", DAMAI SEJAHTERA )
3. Sambutan Ketua Panitia Natal BI, Bpk.Iskandar Simorangkir
4. Sambutan Ketua Umum IPEBI Bp. Dian Ediana Rae
5. Pujian PS PIKBI
"Celebrate the Gift"
6. Sambutan Ketua PPBI
7. Penyerahan Bingkisan kepada Panti Asuhan + Multimedia Sosial
8. Sambutan Pjs Gubernur Bank Indonesia
9. Pujian PS St Peter

POKOK DOA UNTUK BANGSA INDONESIA

1. TUHAN MEMBERKATI PEMERINTAHAN UNTUK BERKARYA BAGI BANGSA
2. PRESIDEN SBY DAN WAPRES BOEDIONO, SELAKU PIMPINAN NASIONAL UNTUK MEMBAWA BANGSA INI BERPADANAN DENGAN RENCANA TUHAN YESUS.
3. PERSOALAN YANG ADA TIDAK MENIMBULKAN AKSI-AKSI YANG KONTRAPRODUKTIF TERHADAP PELAKSANAAN PEMBANGUNAN
4. KOORDINASI DAN KERJASAMA YANG EFEKTIF DAN EFISIAN DIANTARA LEMBAGA-LEMBAGA NEGARA
5. KEAMANAN BANGSA DAN NEGARA DILINDUNGI TUHAN DARI KELOMPOK TERORIS
6. KERJASAMA BILATERAL DAN MULTILATERAL DENGAN BANGSA-BANGSA AGAR SEMAKIN HARMONIS DAN BERDAMPAK PADA PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
7. ANCAMAN NARKOBA TERHADAP GENERASI MUDA
8. PEMBAKARAN GEREJA DAN RUMAH IBADAH YANG SEMAKIN MARAK AGAR TUHAN CAMPUR TANGAN MELALUI PIMPINAN NEGARA
9. SEMUA UNSUR MASYARAKAT MENINGKATKAN SIKAP HIDUP SALING MENGHARGAI DI TENGAH PERBEDAAN BAIK SUKU, AGAMA DAN RAS.
10. PARA MAHASISWA DIKUDUSKAN DAN DIBERIKAN HIKMAT. MEMPERSIAPKAN DIRI UNTUK MENJADI PEMIMPIN BANGSA PADA MASA DEPAN. MAHASISWA BELAJAR UNTUK TUNDUK PADA OTORITAS TUHAN, OTORITAS KONSTITUSI, OTORITAS RAKYAT DAN TIDAK MENONJOLKAN EMOSI DAN SIKAP ANARKIS.
11. PEMUDA-PEMUDI GEREJA BERPACU UNTUK MEREBUT KEPEMIMPINAN DALAM ELEMEN BANGSA DENGAN TELADAN TUHAN YESUS.
12. PEMBERANTASAN KORUPSI AGAR LEBIH KONKRIT DAN MENYENTUH PADA TATARAN MENDASAR SEPERTIH HAL-HAL KECIL ; GRATIFIKASI DIMULAI DI TINGKAT SEKOLAH-SEKOLAH; RT-RW; KELURAHAN; POLISI;

POKOK DOA PPBI

POKOK DOA PERHIMPUNAN PENSIUNAN BANK INDONESIA (PPBI)

1. DALAM MASA PARIPURNA TETAP DIPELIHARA TUHAN
2. KESEHATAN DIANUGERAHKAN TUHAN
3. PPBI YANG KRISTIANI SEMAKIN MENDEKATKAN DIRI KEPADA TUHAN
4. MENDUKUNG PELAYANAN BAIK DI GEREJA MAUPUN PERSEKUTUAN
5. MENJADI TELADAN DAN BERKAT BAGI ANAK DAN CUCU

POKOK DOA UNTUK BANK INDONESIA

POKOK DOA BANK INDONESIA

1. BANK INDONESIA MELAKUKAN TUGAS POKOK SESUAI UNDANG-UNDANG
2. PEMILIHAN GUBERNUR BANK INDONESIA
3. PEMILIHAN DEPUTI GUBERNUR BANK INDONESIA
4. PERSOALAN BANK CENTURY DAN PERSOALAN PEMILIHAN DEPUTI GUBERNUR MASA LALU YANG SEMAKIN MEMPERBURUK CITRA BANK INDONESIA
5. RENCANA PEMBENTUKAN OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) DIMANA TUGAS PENGAWASAN BANK YANG SELAMA INI MENJADI WEWENANG BI AKAN DIALIHKAN KE OJK TERSEBUT.
6. DAMPAK PEMBENTUKAN OJK TERHADAP STATUS PEGAWAI SAAT INI
7. PEGAWAI KRISTIANI BI AGAR DIPAKAI TUHAN MENJAWAB PERSOALAN DAN TANTANGAN YANG SEDANG MENERPA BI
8. TUHAN MEMBERIKAN KESEMPATAN KEPADA PEGAWAI KRISTIANI ATAU DARI LUAR BI YANG KRISTEN MENJADI GUBERNUR ATAU DEPUTI GUBERNUR BANK INDONESIA.
9. KEBERADAAN BI SEMAKIN DINIKMATI DAN MENJADI BERKAT BAGI SELURUH LAPISAN MASYARAKAT

POKOK DOA PEMUSIK - PS PIBEBI - PENGISI ACARA

POKOK DOA PEMUSIK

1. AGAR TUHAN MEMPERSIAPKAN SDR RIO TAMBUNAN MENJADI PEMUSIK
2. PERSIAPAN HATI, PIKIRAN DAN FISIK AGAR TUHAN KUDUSKAN
3. BERSAMA MC, SINGER MEMIMPIN PUJIAN DENGAN KUASA DARI TUHAN
4. BERLATIH BAIK PRIBADI MAUPUN BERSAMA DENGAN SINGER DAN PEMUSIK
5. KESEHATAN AGAR TETAP PRIMA

POKOK DOA PS PERSATUAN ISTERI PEGAWAI BANK INDONESIA (KRISTEN)

1. PERSIAPAN AGAR TUHAN MEMAMPUKAN UNTUK MEMUJI
2. PELATIH AGAR TUHAN BERIKAN HIKMAT DAN KESABARAN
3. WAKTU BERLATIH AGAR BISA DIGUNAKAN EFEKTIF
4. KESEHATAN DAN KELUARGA
5. PUJIAN YANG AKAN DINYANYIKAN AGAR MENJADI PERSEMBAHAN BAGI HORMAT DAN KEMULIAAN NAMA TUHAN JESUS KRISTUS.


POKOK DOA PENGISI ACARA

1. VG AGAR SEHATI MEMBERIKAN PUJIAN
2. WAKTU LATIHAN YANG RELATIF SINGKAT
3. URAPAN TUHAN ATAS PUJIAN
4. VG DIKUDUSKAN SEHINGGA MEMPERSEMBAHKAN YANG TERBAIK BAGI TUHAN

5. NY LISTON SELAKU SOLOIS AGAR TUHAN PELIHARA
6. PUJIAN DAN MUSIK YANG DINAIKKAN MEMULIAKAN TUHAN
7. HARMONISASI DENGAN PEMUSIK

POKOK DOA MC

1. SAMPAI SAAT INI, MC SEDANG DIGUMULI AGAR TUHAN MENGUTUS PRIBADI YANG RELA MELAYANI MELALUI MC IBADAH.
2. PERSIAPAN HATI, PIKIRAN DAN FISIK AGAR TUHAN KUDUSKAN
3. MEMIMPIN ACARA DENGAN KUASA DARI TUHAN
4. BERLATIH BAIK PRIBADI MAUPUN BERSAMA DENGAN SINGER DAN PEMUSIK
5. KESEHATIAN DENGAN PEMUSIK DAN SINGER


POKOK DOA SINGER
1. SINGER BELUM ADA. AGAR TUHAN MENGIRIMKAN ORANG YANG MAU MENJADI SINGER
2. PERSIAPAN HATI, PIKIRAN DAN FISIK AGAR TUHAN KUDUSKAN
3. BERSAMA MC MEMIMPIN PUJIAN DENGAN KUASA DARI TUHAN
4. BERLATIH BAIK PRIBADI MAUPUN BERSAMA DENGAN SINGER DAN PEMUSIK
5. KESEHATIAN DENGAN PEMUSIK DAN MC

POKOK DOA PASTOR - PENDETA

PASTOR : Dr DESHINA RAMADHANI SJ
PENDETA : MOLALA LAOLI MTh

1. PERSIAPAN UNTUK MELAKSANAKAN IBADAH PASKAH
2. PENYAMPAIAN KHOTBAH PASTOR AGAR DIURAPI TUHAN KHUSUSNYA THEMA YANG SUDAH DISEPAKATI.
3. PENYAMPAIAN DOA-DOA PENDETA AGAR SESUAI DENGAN RANCANGAN TUHAN SEHINGGA MENJADI BERKAT BAGI : 1) UMAT KRISTEN IPEBI/PPBI 2) BANK INDONESIA 3)BANGSA DAN NEGARA
4. PELAYANAN PASTOR DAN PENDETA DI GEREJA MASING-MASING
5. KELUARGA DAN KESEHATAN

POKOK DOA - PANITIA

POKOK DOA PANITIA PASKAH IPEBI DAN PPBI

1. KESEHATIAN PANITIA UNTUK MELAYANI TUHAN MELALUI IBADAH PASKAH
2. KOMITMEN DARI SETIAP PRIBADI YANG MENDAFTAR DALAM KEPANITIAAN
3. PERTEMUAN PANITIA SETIAP 2 MINGGU SEKALI AGAR MENJADI WADAH YANG KONSTRUKTIF DAN INFORMATIF DALAM PERSIAPAN ACARA INI
4. KESIBUKAN MASING-MASING ANGGOTA PANITIA SEBAGAI PEGAWAI BI, AGAR DAPAT MENGALOKASIKAN WAKTU DAN PERHATIAN DALAM BEKERJA DAN MELAYANI
5. KESEHATAN FISIK DAN ROHANI

SUSUNAN PANITIA

Pelindung : Bpk. Darmin Nasution


Ketua Umum : Sdr. Iskandar Simorangkir DKM - 7535 (08158046585)

Wakil Ketua I : Sdr. Eni V. Panggabean DPD - 8102 (081586593796)
Wakil Ketua II : Sdri. Peter Jacob DInt - 8313 (08128961564)
Wakil Ketua III : Sdri. Veronica W.S.P. PPBI - 5266605-6

Sekretaris : Sdri. Wahyu Dewati DKM- 8231 (08128769716)
Wakil Sekretaris I : Sdri. Yanfitri DKM- 6907 (081315754859)
Wakil Sekretaris II : Sdr. Rolan Erikson Samosir DPD - 8146 (081386183276)

Bendahara : Sdri. Elisabeth Sukawati DKM- 8381 (08128162454)
Wakil Bendahara I : Sdri. Dyah Pratiwi DHk - 7876 (08129471429)
Wakil Bendahara II : Sdr. Darmo Wicaksono DPIP- 7904 (0817163415)

SEKSI-SEKSI :
Kegiatan NATAL
1. Ibadah dan Perayaan Sdr. Robert Panjaitan
Sdr. FA.Purnama Jaya DLP- 7452
DASP - (0818113101)
Sdr. Fabianus Handiyanto PPBI - 08161187286
Sdri. Ester Rendinar UKMBI - 6407 (0818651665)
Sdr. Darmawan Thap DASP - 7056
Sdr. Saut Simanjuntak
Sdr. Sulistyono DPNP - 7441
DSM - 8208
Sdr. Ary Wardana DSDM - 8442


4. Undangan Sdr. Andy Djohan Prasetyo (Koord.)
Sdri. Natalia Melaniawati DSM - 4182 (08159218162)
DSM - 7607 (085220020186)
Sdri. Julianti Tatan PPBI - 08161619217
Sdri. V.A. Sri Sulastri Sukamto
Sdr. Lutzardo Tobing
PPBI - 08128527922
DSM - 8325

5. Publikasi/Dokumentasi : Sdr. A. Donanto H.W. (Koord.)
Sdr. Harvard Pantouw DASP - 8775
DSM - 8206
Sdr. Tobing PPBI - 3918509/3100376

6. Sosial : Sdr. Bistok Simbolon (Koord.)
Sdr. Noor Yudanto
Sdr. Tumpak Silalahi
Sdr. Soekowardojo DPD - 8112 (08129096005)
DSM - 8835
DKM - 8120
DKM - 8182 (085694915066)
Sdr. Agus Sistyo W. DASP - 7329 (0818116814)
Sdr. Joko Supratikto DPD - 8138
Sdr. Teddy Soewandi PPBI - 081317379551
Sdr. Roris Daya Restu
Sdri. Eva Rosdiana Lase DKM - 6905 (085228071171)
DASP - 4320

7. Dana : Sdr. Budiatmaka (Koord.) DPB1 - 8035
Sdr. Rudy Brando Hutabarat DKM - 8171 (0812 1015029)
Sdri. Ruth Simanjuntak PPSK - 7773
Sdri. Edith R. Waworuntu
Sdr. Bintoro Kunto DHk - 7870
DKI - 4044

8. Konsumsi : Sdri. MS Artiningsih (Koord.) DKM - 8089 (08164837121)
Sdri. Felicia Barus PPSK - 4933
Sdri. Endang Narto PPBI - 08161420974
Sdri. Erry Pamungkas DIMP - 8838 (08164842909)
Sdri. Sonny Tutuarima
Sdri. Wiwiek Isbandrio DSM - 4921
DKM- 8202 (0811995915)

9. Dekorasi dan
Perlengkapan : Sdr. Triatmo Doriyanto (Koord.)
Sdr. Donny Hutabarat
Sdr. Beston Panjaitan
Sdr. Hasiholan Siahaan DLP - 8283
DPD - 8806
DIMP - 7820
DPU - 7648
Sdr. Chandra Kakung DASP - 7926
Sdr. Agustinus Hadi
Sdr. Robert Ginting
Sdr. Karles Langas DLP - 8020 (081315703692)
UKMI - 8407
DLP- 8742

10. Protokol : Sdr. Hanny Kawilarang (Koord.)
Sdr. A.V. Hardiyanto
Sdr. JBP. Simanjuntak
Sdr. Martahan Fritson J.T. DPSHM - 7703 (08129451794)
DPSHM - 7211 (08121238342)
DKI - 8870 (0811158046)
UKPA - 8808
Sdr. Stanis Suban
Sdr. I Gusti Ngurah Yudia
Sdr. Andreas Mulyanto PPBI - 7495263 – 0811999786
DPB1 - 7789
BSK - 8534

11. Keamanan : Sdr. Mulia Budiman H. (Koord.) DLP - Pam – 8832
Sdr. Sulaiman M. Louk DLP - Pam - 7683
Sdr. Heryo Sadmoko
Sdr. W.R. Pasaribu
Sdr. Ferry Nainggolan DLP - Pam - 8243
DLP - Pam - 8243
DLP - Pam - 7366

12. Kesehatan : Dr. Mestika dan Tim Div.Kes.YKK - 7281

13. Konsultasi Umum : Sdr. Nelson Tampubolon
Sdr. Ronald Waas
Sdr. Boedi Armanto Dint - 8261
DASP - 7626
DPIP - 8009
Sdri. Rosalia Suci
DHK - 7918 (081310815006)

POKOK DOA PASKAH BI 2010 - SKEDUL

Thema : YESUS BANGKIT, DIA ADALAH TUHAN DAN PENOLONG KITA

PANITIA PASTOR - PENDETA MC DAN SINGER PEMUSIK PS PIPEBI PENGISI BI PPBI BANGSA

11-Mar-10

12-Mar-10

13-Mar-10

14-Mar-10

15-Mar-10

16-Mar-10

17-Mar-10

18-Mar-10

19-Mar-10

20-Mar-10

21-Mar-10

22-Mar-10

23-Mar-10

24-Mar-10

25-Mar-10

26-Mar-10

27-Mar-10

28-Mar-10

29-Mar-10

30-Mar-10

31-Mar-10

1-Apr-10

2-Apr-10

3-Apr-10

4-Apr-10

5-Apr-10

6-Apr-10

7-Apr-10

8-Apr-10

Thursday, February 04, 2010

MORNING FELLOWSHIP WITH MY SONs W1 FEB 10

1 Feb - " I BELIEVED MY SUCCESS WILL COME BY WORKING HARD"
2 Feb - " I KNOW THERE ARE MANY PROBLEMS, MANY DANGERS, MANY ENEMIES IN THIS LIFE BUT I STILL OBEYED AND BELIEVED IN JESUS MY LORD"
3 Feb - " I AM WEAK, BUT MY LORD POWERFUL; I BELIEVED MY WEAKNESS WILL BE FULFILL WITH THE GREATEST POWER OF JESUS
4 Feb - "I will go on to VISION AND REVELATION of my LORD"

MORNING FELLOWSHIP WITH MY SONs JAN 10

26 Jan - "OUR LIFE IS FOR LOVING AND HELPING EACH OTHER. "
27 Jan - "OH LORD PROTECTED US OF FALSE AND DECEITFUL WORKMAN"
28 Jan - "WE LOWEST OUR LIFE IN JESUS CHRIST, WE BECOME WISE WE BOAST OUR LIFE, WE BECOME FOOL"
29 Jan - Inspirasi pagi : BIJAKSANA- sabar jika diperhamba; sabar jika dihina; sabar jika dikuasai; sabar jika direndahkan ; sabar jika ditampar.
30 Jan - Inspirasi pagi: Kita selalu kagum pada mahakarya seseorang, tapi ironisnya kita tidak selalu bersedia belajar dari sang maestro.
31 Jan - Inspirasi Malam : "SIKSAAN YANG PALING MENGERIKAN ADALAH MEMILIKI KEINGINAN YANG BESAR TETAPI TIDAK MEMILIKI KEMAMPUAN UNTUK MEMENUHINYA"


sumber 2 Corinth 11