HOREEE, BIBI SAM DATANG
Kemarin paman datang, pamanku dari desa. Dibawakannya rambutan,pisang Dan sayur mayur segala rupa Bercrita paman tentang ternaknya Berkembang biak semua ...la.la.la.la.la.la
Penggalan lirik lagu yang dinyanyikan Tasya mencerminkan kegembiraan seorang anak ketika Paman datang dari desa. Keceriaan yang menghidupkan suasana keluarga itu murni dan tulus bukan dengan paksaan atau karena pemberian Paman. Paman datang paling membawa pisang, singkong atau hasil kebun lainnya yang nilainya bersahaja saja. Tapi kegembiraan yang dilantunkan merupakan sambutan kedatangan Paman.
Togar yang tinggal dibalik Dolok Tolong Tapanuli Utara juga memancarkan sukacita yang sama dengan Tasya tatkala Pamannya datang dari Medan apalagi dari Jakarta. Sebelum Paman Togar berkunjung, para tetangga memandang sebelah mata kepada keluarganya. Maklum, Togar hanya seorang remaja yang tinggal dengan ibunya tanpa berlimpah harta.
Kesukaan besar yang disenandungkan anak-anak ketika Paman atau kerabat datang, bukan monopoli Tasya dan Togar. Hal itu sudah menjadi warna dari anak bangsa di mana pun asalnya.
Kedatangan Bibi Sam (baca Hillary R.C) di Jakarta minggu ini sudah seharusnya menjadikan anak bangsa bergembira ria. Kita merasakan bersama betapa gembira kita di Indonesia menyambut kemenangan Obama sebagai Presiden Amerika ke 44. Nah kedatangan Bibi Sam kali ini tidak lepas dari rencana kunjungan Obama pada masa yang akan datang. Kegembiraan apakah yang dapat kita ekspresikan tatkala Bibi Sam datang ke Jakarta (baca Indonesia)?
Menurut akal sehat saya, ada minimal 5 hal yang membuat anak bangsa bersukaria atas kunjungan Bibi Sam yaitu :
1. Harapan
Kunjungan Bibi yang tidak disertai Paman, akan memberikan harapan baru bagi kita untuk menunjukkan bahwa bangsa kita memiliki keistimewaan diantara bangsa di dunia
2. Jaringan
Kedatangan Bibi akan menjalin kerjasama dengan negara tetangga di sekitar karena kelazimannya, sebelum ke Indonesia Bibi akan singgah dulu di negara tetangga lain. Tentu saja kunjungan-kunjungan itu sudah dimengerti protokoler antar negara sehingga mempererat jaringan yang sudah terjalin.
3. Kepercayaan
Kita tahu selama ini Indonesia dipandang sebagai negara yang kritis untuk dikunjungi. Negara-negara di Eropa, Amerika, Australia menerbitkan fatwa kepada warganya untuk tidak melakukan kunjungan ke Indonesia. Tahun wisata Indonesia 2008 serasa kurang semarak karena dampak larangan tersebut. Kunjungan Bibi kali ini akan menghapus image minus yang selama ini diberitakan.
4. Persahabatan
sebagai suatu rangkaian titian muhibah, kehadiran Bibi akan menentukan langkah selanjutnya kesepakatan kerjasama antar negara yang memberi nilai tambah bagi Indonesia.
5. Keuangan
Aliran kembali pariwisata mancanegara, jalinan kerjasama antara Indonesia dan Amerika akan berdampak positif bagi ekonomi dan keuangan bangsa kita.
Sekarang bola di tangan kita. Apakah kita bisa menunjukkan budaya yang luhur menerima kedatangan Bibi Sam atau kita menunjukkan wajah mutung bahkan seram. Sebagai bangsa yang sudah memiliki pengalaman dalam dunia international dan sebagai cerminan anak bangsa yang berbudaya luhur, sudah patut kita sambut Pama, Bibi, kerabat lain ke rumah kita.
Horee, akhirnya Bibi Sam datang juga.
No comments:
Post a Comment